Selasa, 03 Mei 2011

preeklamsia

Faktor Penyebab dan Gejala
Hampir semua wanita hamil bisa mengidap preeklamsia. Menurut dr Mufti Yunus SpOG dari Rumah Sakit Omni International Serpong, Tangerang, faktor risiko terbesar adalah ibu yang baru pertama kali hamil pada usia 20 tahun. “Preeklamsia bisa juga terjadi pada wanita yang menjalani masa kehamilan pada usia 30-35 tahun dan wanita yang menderita obesitas,” katanya.
Preeklamsia juga bisa terjadi pada kondisi kehamilan kembar dan kehamilan jarak jauh, sekitar 10 tahun. Preeklamsia juga sering dikaitkan dengan faktor genetik seseorang. Ada banyak gejala yang muncul. Terkadang gejala-gejala ini kerap kali dianggap wajar. Salah satunya adalah sakit kepala karena hipertensi, terutama jika kehamilan telah mencapai usia lebih dari 20 minggu.
“Biasanya si ibu akan merasakan sakit kepala yang teramat sering,” katanya.
Pada kasus ini akan ditemukan peningkatan tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg. Terjadi pembengkakan di daerah kaki dan tungkai. Pada kondisi yang lebih berat, pembengkakan terjadi di seluruh tubuh karena pembuluh kapiler bocor, sehingga air yang merupakan bagian sel merembes dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian tertentu.
“Pada pemeriksaan akan ditemukan kadar protein tinggi di dalam urin karena gangguan dari ginjal,” terangnya.
Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala penglihatan menjadi kabur dan sensitif terhadap cahaya. Si ibu juga sering merasakan nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah rusuk sebelah kanan, disertai mual. Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama trimester kedua dan lebih dari 0,45 kg setiap minggu pada trimester ketiga.
Diagnosa dan Pengobatan
Diagnosa ditegakkan berdasarkan riwayat pasien dan pemeriksaan. “Apabila pada pemeriksaan ditemukan kondisi seperti yang telah disebutkan di atas, sudah bisa dipastikan ibu itu menderita preeklamsia,” jelasnya. Pemeriksaan melliputi pemeriksaan darah, jumlah urin, dan pemeriksaan ginjal.
Bila si ibu hanya mengalami preeklamsia ringan, kondisi ini tidak selalu memerlukan obat tapi hanya pemeriksaan rutin kehamilan. Pemberian obat atau suplemen tidak menjamin mencegah si ibu dari preeklamsia, tetapi membantu mengontrol kondisi si ibu. Tapi jika preeklamsia yang lebih serius, si ibu disarankan beristirahat total di tempat tidur atau mungkin dianjurkan menjalankan perawatan di rumah sakit karena kondisi umumnya harus dipantau terus guna melihat tekanan darah dan perkembangan bayi.
Pengobatan yang dilakukan tergantung pada umur kehamilan dan seberapa dekatnya dengan perkiraan kelahiran. Bila preeklamsia terjadi pada minggu-minggu akhir kehamilan, dokter akan mengambil tindakan untuk segera mengeluarkan bayi. Tetapi jika preeklamsia terjadi pada awal kehamilan, dokter akan berusaha memperpanjang kehamilan sampai bayi dianggap telah cukup kuat untuk lahir.
Apabila sudah dekat dengan tanggal perkiraan kelahiran dan bayi sudah dianggap cukup berkembang, dokter akan menyarankan untuk mengeluarkan si bayi sesegera mungkin.
“Tapi ada baiknya jika si ibu menjalani perawatan di rumah sakit sebelum persalinan untuk menghindari risiko terburuknya,” katanya.
Ingat, jangan sampai si ibu mengalami kejang. Jika tidak, kondisi menjadi buruk. Jika kondisi semakin memburuk, hal itu akan mempengaruhi fungsi jantung, hati dan paru-paru yang dapat menyebabkan kematian. Jika keadaan umum si ibu kian memburuk, dokter akan segera melakukan induksi atau bedah caesar untuk mempercepat kelahiran dan menyelamatkan ibu dan bayi.
Bisa Normal
Banyak yang beranggapan bahwa ibu hamil mengalami preeklamsia tidak bisa melahirkan normal. Apalagi pada kasus preeklamsia yang serius. Namun hal itu tidak sepenuhnya benar. Ibu hamil yang menderita preeklamsia bisa melahirkan dengan normal dengan syarat kehamilannya sudah cukup untuk dilahirkan dan dilihat adanya kematangan dari mulut rahim si ibu.
“Yang harus diperhatikan untuk penderita preeklamsia yang ingin melahirkan normal, yaitu menjaga supaya tidak terjadi kejang-kejang dan oksigenisasi. Dan yang terpenting, pemberian obat anti hipertensi,” terangnya.
Karena penyebab pasti preeklamsia belum diketahui, pencegahan dini yang dapat dilakukan adalah memastikan pemeriksaan rutin setiap bulan agar perkembangan berat badan serta tekanan darah ibu dapat terpantau dengan baik. Oleh karena itu, sangat disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan dirinya ke dokter secara rutin guna menangani penyakit ini sejak dini.
Tentu pola makan si ibu juga harus diperhatikan, mengingat obesitas juga bisa menjadi penyebab preeklamsia. Sebaiknya ibu menjalani pola makan yang sehat dengan menu seimbang. Idealnya pola makan sudah diterapkan sejak sebelum hamil atau ketika merencanakan kehamilan. Okezone.com

Informasi Berita Penyakit Preeklamsia (Keracunan Pada Kehamilan) Bisa Menyebabkan Kematian Terkini Hot News Blog Portal Situs Website Gambar Artikel Foto Video Wallpaper Update Berita Harian Hari Ini 2011,
IBU HAMIL, penyakit kehamilan, pre eklamsia, preeklamsia, preeklamsia pada ibu hamil, preeklamsia pada kehamilan, wanita hamil, , preeklamsia, pre eklamsia, preeklamsia pada ibu hamil, PREKLAMSI, penyakit pada ibu hamil, penyakit kehamilan, preeklamsia pada kehamilan, penyakit preeklamsia, keracunan pada kehamilan, preeklamsi pada ibu hamil.


ilmu kesehatan masyarakat dalam kebidanan

TUGAS
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
“PERGERAKAN  PERAN SERTA MASYARAKAT”

Disusun oleh:
YURISDA MUSTIKA
0921885
DIII KEBIDANAN
TINGKAT:IIB
Dosen pembimbing:ETY APRIANTI


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2011 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
          Berdasrkan azas kemandirian dan kebersamaan masyarakat dapat berperan serta dengan menyumbangkan tenaga pikiran /pengetahuan ,sarana dana yang dimiliki nya untuk upaya kesehatan.
Dalam proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dapat berperan dalam menelaah masalah ,penentuan rencana,pelaksanaan kegiatan dan upaya hidup sehat .
          Masyarakan  dapat berperan serta menyumbangkan tenaga dan pikiran nya  serta sumber daya lain nya yang tersedia untuk mendukung upaya kesehatan ibu ,anak ,dan kb.peran serta masyarakan merupakan hal yang mutlak perlu karena system yang di anut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah gotong-royong.
          Upaya kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat mencakup upaya pencegahan penyakit,peningkatan keshatan ,penyembuhan dan pemulihan kesehatan.upaya yang dilakukan masyarakat desa antara laian:posyandu, took obat keluarga,polindes dan pos kesehatan.uapaya –upaya kesehatan tersebut dapat menepis masalah-masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat.perilaku masyarakat dipengaruhi terutama oleh keadaan politik ,ekonomi,sosbud,pendidikan dan agama.keadaan dan struktur politik dipandang sebagai salah satu aspek penting yang berperan dalam memenuhi derajat perilaku masyarakat yang selanjutnya akan mewujudkan peran serta masyarakat.kestabilan dan kesepakatan politik perangkat-perangkat lunak juga hokum yang ada,serta wadah yang jelas merupakan hal penting dalam menunjang perwujudan peran serta masyarakat.
          Keadaan ekonomi tidak disangsikan lagi berpengaruh terhadap perwujudan peran serta masyarakat.kemajuan yang dicapai dibidang ekonomi lebih memungkin kemampuan masyarakat untuk berperan serta dalam berbagai aspek pembangunan.
          Aspek sosbud turut menentukan perjuwudan dan derjat peran serta masyarakat.dalam berbagai hal masih sering dijumpai situasi ketika tata nilai budaya masyarakat Indonesia tertentu belum lagi memungkinkan terwujudnnya perilaku hidup sehat,apalagi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan seperti yang diharapkan.
          Tingkat pendidikan suatu bangsa akan mempengaruhi perilaku rakyat nya.mekin tinggi pendidikan masyarakat  maka makin tinggi kesdaran kesehatan nya.ketentuan atau ajaran –ajaran yang berlaku dalam berbagai agama mempengaruhi perilaku masyarakat.agama dapat merupakan jembatan atau pun hambatan bagi terwujudnya perilaku positif masyarakat dalam kesehatan.faktor-faktor tersebut baik yang mempengaruhi perilaku perorangan maupun masyarakat akan menentukan tingkat keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

B.     Tujuan
          Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pergerakan peran serta masyarakat yang diberikan oleh bidan dan mengetahui apa pengertian,tujuan,tahap,tingkat,bentuk dan pengembangan peran serta masyarakat.

BAB II
ISI

A.    Pengertian peran serta masyarakat
          Peran serta masyarakat adalah keikutsertaan  individu,keluarga,dan kelompok masyarakat dalam setiap menggerakan upaya kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab kesehatan diri ,keluarga,dan masyarakat  peran serta masyarakat adalah proses untuk :
                  a. menumbuhkan dan meningkatkan tanggung jawab
                  b. mengembangkan kemampuan untuk berkontibusi dalam
                            pembangunan kesehatan.
              Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan adalah suatu proses dimana individu ,keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta:
-mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri,kelurga dan masyarakat
-mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri keluarga dan masyarakat
-menjadi perilaku /perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan .

            B.Tujuan peran serta masyarakat
                        Tujuan umum:
Meningkatnya jumlah dan mutu upaya masyarakat dibidang kesehatan.
                        Tujuan khusus:
a.       meningkatnya kemampuan pemimpin /pemuka/took masyarakat dalam merintis dan menggerakan upaya kesehatan dimasyarakat.
b.      Meningkatnya kemampuan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
c.       Meningkat nya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam mengenali himpunan dan mengelola dana / sasaran masyarakat untuk upaya kesehatan.
C.Tahap peran serta masyarakat
Secara umum tahap-tahap dalam mengembangkan PMS adalah:
a.       melaksanakan penggalangan ,pemimpin dan organisasi di masyarakat melalui dialog untuk mendapat kan dukungan.
b.      Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan mencegah masalah keluarga maupun masyarakat dengan mengenali dan menggerakan sumber daya yang dimiliki.
Rangkaian kegiatan tersebut terdiri atas:
a.       Pertemuan tingkat desa sebagai langkah awal pendekatan kepada tokoh masyarakat dan pemimpin desa guna memperoleh dukungan upaya pelayanan kebidanan.
b.      Survey dari masyarakat melalui pengkajian
c.       Musyawarah masyarakat desa guna menganalisis masalah oleh masyarakat dan menentukan rencana pemecahan masalah
d.      Pembentukan pelatihan dan pembinaan kader kesehatan
e.       Melaksanakan upaya keshatan oleh masyarakat berdasarkan temuan masalah dan rencana pemecahan masalah yang telah disusun oleh masyarakat
f.       Pembinaan dan pelestarian kegiatan serta tindak lanjut
Rangkaian kegiatan tersebut pada hakekat nya merupakan pendekatan edukatif,agar masyarakat dengan sadar dan aktif terlibat dalam pengenalan masalah ,pelaksanaan kegiatan penanggulangan yang nyata dan penilaian serta pembinaan hasil kegiatan.
Langkah-langkah Pembinaan dan pengembangan PSM:
·         Pertemuan tingkat desa (PTD)
Merupakan kegiatan awal dari pembinaan peran serta masyarakat ditingkat desa yang bertujuan:
-          dikenal nya masalah kesehatan setempat secara umum
-          dikenal nya program –program kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .
-          diperoleh dukungan pamong dan pemuka masyarakat guna melaksanakan upaya kesehatan terpadu
-          disadari pentingnya survey diri untuk menelaah masalah kesehatan masyarakat setempat.
-          Tersusunnya kelompok kerja untuk survey diri dan ditemukan nya jadwal survey
·         Survei mawas diri (SMD)
Adalah kegiatan pengenalan,pengumpulan,dan pengkajian masalah kesehatan oleh sekelompok masyarakat setempat.tujuan survey diri adalah masyarakat mengenal ,mengumpulkan ,dan mengkaji masalah kesehatan nya sendiri sehingga timbul niat dan kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan sendiri .
Pelaksanaan survey:
1. kelempok membuat persiapan pelaksanaan survey diri yang meliputi:
                                    a.  penentuan sumber informasi 
                                    b. penentuan Janis informasi yang akan dikumpul kan
                                    c. pembuatan instrument /alat yang memperoleh informasi kes.
2. kelompok pelaksana mengumpulkan informasi kesehatan sesuai dengan yang telah direncanakan
3. mengolah sumber informasi yang telah dikumpul kan sehingga dapat dirumuskan permasalahan kesehatan dan prioritas masalah kesehatan diwilayah nya
·         Musyawarah masyarakat desa (MMD)
Adalah pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil survey diri yang merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang di peroleh dari hasil survey diri dengan bermusyawarah sehingga menjadi keputuasan bersama.
Tujuan MMD:
-          Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi suatu wilayah
-          Memperoleh kesepakatan bersama menanggulangi  masalah kesehatan desa
-          Menyusun rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan desa
Cara pelaksanaan MMD:
*      Pembukaan dipimpin oleh kepala desa
*      Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah pendapat dengan menggunakan alat peraga
*      Penyajian hasil survey oleh sekelompok pelaksana survey
*      Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah kesehatan dari hasil survey dan dilanjut kan dengan rekombinasi teknis dari petugas kesehatan.
·         Pelatihan kader kesehatan desa (PKKD)
Merupakan kegiatan dalam rangka mempersiapkan kader kesehatan agar mau dan mampu berperan serta dalam mengembangkan program kesehatan didesa nya .
Tugas kader kesehatan sebagai tenaga sukarela yang melakukan kegiatan program kesehatan desa adalah:
*      Memotivasi masyarakat desa untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dan menyukseskan nya
*      Bersama masyarakat  merencanakan kegiatan peleyanan kesehatan ditingkat desa
*      Melaksanakan penyuluhan kesehatan secara terpadu
*      Mengelolah kegiatan antara lain penimbangan bulanan, distribusi oralit ,vit A atau zat besi,KB, dan pemberian makanan tambahan
*      Menyelenggarakan pertemuan bulanan dengan dasawisma untuk membahas perkembangan program dan masalah yang dihadapi keluarga
*      Melakukan kunjungan rumah pada keluarga binaannya
*      Membina kemampuan diri melalui pertukaran pengalaman antar kader

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                i.     
D.Tingkat peran serta masyarakat
            Keberhasilan peningkatan peran serta masyarakat dapat diukur melalui indicator sbb:
a.       Meningkatnya kemampuan kepemimpinan masyarakat dalam bidang kesehatan dengan antara lain meningkatnya jumlah kader kesehatan yang aktif dan jumlah tokoh masyarakat yang mampu meritis gerakan kesehatan dimasyarakatnya
b.      Meningkat nya kemampuan pengorganisasian kesehatan dalam lembaga masyarakat dengan terbentuk nya unit kesehatan diberbagai lembaga /organisasi masyarakat misalnya:posyandu, pos obatdesa.
c.       Meningkat nya kemampuan pembiayaan masyarakat untuk kesehatan yang dapat diukur dengan meningkat nya kelompok dana sehat dan berbagai upaya JPKM (jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat)lainnya.
d.      Meningkatnya penerimaan masyarakat terhadap program kesehatan yang dapat dinyatakan dengan menurunnya drop out imunisasi ,menurunnya gizi buruk ,meningkat nya kesertaan KB serta meluas nya penggunaan oralit.
E. Bentuk-bentuk peningkatan peran serta masyrakat
Ø  Peningkatan kepemimpinan /kemampuan memimpin yang berorientasi kesehatan dalam diri para pemimpin /pemuka tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan guna mewujudkan suatu massa pejuang yang gigih bagi tercapainya kesehatan bagi semua.
Ø  Pembangunan kesehatan masyarakat desa sebagai suatu upaya kesehatan masyarakat untuk mencapai kesehatan bagi semua dengan menggali dan memanfaatkan sumber daya setempat.
Ø  Peningkatan peran serta masyarakat ditingkat desa dan masyarakat khusus nya dalam pembinaan kesehatan ibu, anak dan keluarga yang menjadi prioritas pembangunan kesehatan  melalui pendekatan PKMD
Ø  Peningkatan kesehatan masyarakat usia kerja  khusus nya yang bergerak disektor informasi dengan pendekatan peran serta mengingat kelompok ini umumnya belum terjangkau secara spesifik oleh upaya kesehatan kerja.
            F. pengembangan upaya kesehatan oleh masyarakat
                        Upaya kesehatan yang dilakukan masyarakat mencakup upaya pencegahan  penyakit ,peningkatan kesehatan ,penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat desa antara lain posyandu , tokoh obat keluarga ,polindes,dan pos kesehatan kegiatan tersebut dibawah pembinaan puskesmas.upaya-upaya kesehatan tersebut dapat menepis masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.kegiatan pembinaan dan pelestarian kegiatan yang ada dimasyarakat dilakukan oleh pemerintah melalui puskesmas dan dinas kesehatan tingkat II .melalui tenaga kesehatan dan kader yang telah dilatih diharap kan mampu melestarikan  upaya-upaya kegiatan kesehatan yang ada dimasyarakat salah satu kegiatan pembinaan dan pelestarian adalah dengan pertemuan-pertemuan di lingkungan masyarakat .
Bagan system peningkatan peran serta masyarakat:
Nakes
Masyarakat
Toma
LSM
Sarana
Teknologi
                 PROSES                                                                              OUTPUT
KOMUNIKASI

INFORMASI

MOTIVASI
Peningkatan kemampuan
Masyarakat dalam kepemimpanan pengorganisasian pendanaan upaya kesehatan
Peningkatan kiprah pemimpin organisasi /institusi LSM pendanaan masyararakat untuk kesehatan
                


Peningkatan jumlah dan mutu upaya kesehatan di bidang kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan penduduk
OUTCOME